Bagi masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada, bulan Agustus adalah bulan special yang mana mereka merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia yang ada di Sydney Australia. Mereka tentu tidak mau kalah untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia sebagaimana di tanah air.
Antusias masyarakat ini diwadahi oleh IQRO Foundation dengan mengadakan acara“Rayakan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 bersama Iqro’ Foundation” pada Ahad, 18 Agustus 2019. Acara ini diinisiasi oleh Sisterhood IQRO Foundation. Ditengah kerempongan mengurusi rumah tangga, mereka masih berusaha untuk menyempatkan diri berkonstribusi untuk masyarakat. Pagi pukul 8.30 beberapa panitia sudah mulai berdatangan untuk mulai menyiapkan acara. Mereka semua menyiapkan segala perlengkapan mulai dari perlengkapan untuk perlombaan hingga tempat untuk bazaar. Perlombaannya pun beragam seperti Balap Karung, Makan Kerupuk, Bakiak, Memasukkan Kelereng ke dalam Botol, Lomba Lari dengan Balon Air, Tarik Tambang dan dengan tambahan permainan unik untuk ibu-ibu berupa Tebak Bumbu dan Tebak Nama Masakan Indonesia. Perayaan kemerdekaan RI kali ini juga dilengkapi dengan bazar menjual berbagai makanan dan cemilan asli Indonesia dari siomay, bakso, nasi padang, cilok, risoles, serta aneka minuman dan stand menjual pakaian muslim pun meramaikan jalannya acara.
Perlombaan dimulai pukul 10.00. Namun sebelum ikut perlombaan ada tiket yang harus dibeli yakni sebesar $1 untuk 1 tiket dewasa dan 50c untuk 1 tiket anak-anak.
Seru??? Pastinyaaaa...
Sejak pagi lapangan sudah mulai didatangi oleh orang tua dan anak-anak untuk ikut perlombaan ini. Anak-anak yang ikut berlomba disemangati oleh orang tua mereka. Tak ayal riuh rendah suara para orangtua yang memberikan instruksi kepada anaknya pun memberikan kontribusi terhadap kemeriahan acara 17-an ini. Anak-anak yang ikut lomba-lomba ini, bisa jadi ini adalah pertama kalinya mereka ikut lomba Agustusan ala Indonesia. Semoga saja mereka semakin kenal dan cinta dengan Indonesia.
Perlombaan untuk anak-anak sempat dihentikan sebentar pada pukul 12 siang. Karena Panitia mengajak sekitar 200-an masyarakat yang hadir untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama- sama. Setelah itu Presiden IQRO Foundation, Pak Aniq Umam, memberikan sambutan singkat sekaligus memotivasi masyarakat Indonesia agar menjaga nama baik Indonesia di Australia. “Karena bagaimana pun juga, suka atau tidak suka, kita merepresentasikan Indonesia,” ujarnya.
Setelah pidato singkat Presiden IQRO, kemudian dilanjutkan dengan sholat dzuhur dan istirahat makan siang agar nantinya ada energi untuk melanjutkan pertandingan selanjutnya. Panitia menyediakan tikar besar agar masyarakat yang hadir bisa duduk lesehan sambil menikmati makanan, minuman dan jajanan khas Indonesia lainnya.
Menjelang pukul 1:30 siang permainan ibu-ibu dan bapak-bapak dimulai. Pada saat iniLah kemeriahan suara ibu-ibu mulai tak terbendung menyaingi suara anak-anak. Dimulai dari lomba “Tebak Bumbu” yang mana panitia meminta ibu-ibu menebak 12 jenis bumbu yang bervariasi dari bentuk, rasa, bau, warna, bahkan ada yang menyerupai serutan pensil. Ya, serutan kayu secang yang biasanya digunakan sebagai bahan pewarna merah itu, diserut bentuknya mirip seperti serutan pensil. Sungguh kaya Indonesia akan rempah. Ditambah lagi seseruan yell-yell diacara Tebak Nama Masakan Indonesia. Sungguh, ibu-ibu benar-benar heboh dan sangat kreatif. Tidak mudah lo menyiapkan yell- yell on the spot tanpa persiapan sebelumnya. Tapi memang kekuatan karena terdesak itu bisa membuat otak kita berpikir lebih keras dan kreatif. Hehe...
Ada pula lomba tarik tambang yang tak kalah hebohnya. Tidak peduli usia, tenaga tersisa menjelang sore, udah pemanasan ataupun belum, tarik ajalah yuuuuukkksssss... Satu regu tarik tambang beranggotakan 7 orang dan dengan memakai sarung tangan.
Tariiiik dan tumbaaaaang....
Berteriak kegirangan jika menang, meringis buat yang kalah. Hehe...
Tapi lagi-lagi, semuanya alhamdulillah senang. Seperti kesan dari dua orang ibu yang berhasil ‘ditangkap’ untuk wawancara di lapangan. Mereka mengatakan semua senang, baik anak, Ibu, Bapak dan semua kenyang (pakai kalimat tambahan rada bangkrut karena jajanannya terlalu enak untuk tidak dinikmati bersama). Hehe...
Dirgahayu Indonesia ke-74, teruslah maju pada kancah dunia. Kami ikut mendo’akan dari Sydney. (Silvi, Irma)