Jika ada dua benda yang paling dicari oleh muslimin di penghujung hari selama bulan
Ramadhan ini, semestinya itu adalah air dan kurma. Bukan hanya menjadi pelepas lapar dan
dahaga setelah seharian berpuasa, namun terkandung keberkahan dari keduanya.
Rasulullah Muhammad (Saw) biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma
basah), jika tidak ada ruthab maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika
tidak ada tamr maka beliau meminum seteguk air (HR. Abu Dawud).
Jika berbuka dengan air dan kurma untuk mengikuti sunnah beliau mendatangkan
keberkahan, terlebih bagi yang berinfak dengan keduanya kepada yang sedang berpuasa.
Rasulullah Muhammad (Saw) bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka
baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang
yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi).
Dan jika berinfak dengan air dan kurma memberikan balasan setara dengan pahala orang
yang sedang berpuasa, maka bagaimana halnya jika berinfak dengan yang lebih daripada
itu? Allah SWT telah menjanjikan kepada hamba-Nya yang ikhlas berinfak berupa pahala
berlipat ganda sebesar sepuluh hingga tujuh ratus kali (HR. Muslim), dan makin
dilipatgandakan di bulan mulia Ramadhan ini. Terkhusus puasa, amalan ini adalah untuk
Allah ta’ala, dan Dia sendiri yang akan memberikan pahalanya (HR. Bukhari-Muslim). Tanpa
disebutkan kadar bilangan, sebab hanya Allah ta’ala yang Maha Mengetahui kadar pahala
dan pelipatan kebaikannya.
Maka jika Allah Sang Maha Pemilik alam semesta ini sangat pemurah dalam memberi
balasan, mengapa kita malah sering menahan-nahan harta yang akan disedekahkan?
Sedangkan kita tak punya hak kepemilikan, sebab semuanya itu hanyalah titipan.
Ramadhan sudah di tengah bulan. Mari raih kemuliaannya dengan sebanyak-banyaknya
amalan, lalu sandarkan harapan hanya kepada-Nya tentang balasan.
“Rabbanaa taqabbal minnaa. Innaka antas sami‘ul ‘aliim.” Ya Tuhan kami, terimalah (amal)
dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.[]