Oleh: Ratih Arruum Listiyandini *)
Pada tahun ini, umat manusia sedang dihadapkan pada tantangan global dikarenakan pemerintah di seluruh dunia menyelenggarakan aturan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus yang dinamakan COVID-19. Jika pada bulan Ramadhan yang ‘normal’ umat Muslim dapat menyelenggarakan tarawih dan buka puasa bersama dalam kelompok yang besar, maka hal ini menjadi tidak lagi bisa dilakukan pada masa pandemi saat ini. Perubahan situasi ini sangat mungkin mempengaruhi semangat ataupun penghayatan kita terhadap bulan suci ini.
Oleh karena itu, sangat perlu untuk kita menerapkan mindfulness (rasa kesadaran) dalam menjalani hari-hari di bulan yang penuh berkah ini. Mindfulness sendiri dapat diartikan sebagai sikap sadar dan menerima terhadap semua pengalaman dan penghayatan yang dirasakan pada kondisi saat ini. Penelitian membuktikan bahwa seseorang yang menjalani hari-hari dengan penuh kesadaran, akan lebih dapat terhindar dari masalah kesehatan mental maupun fisik. Lalu, bagaimana mindfulness bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari semasa Ramadhan di tengah pandemi saat ini?
Pertama, berusaha menerima dengan penuh kesadaran perasaan-perasaan atau gejolak emosi yang mungkin dirasakan saat ini. Mungkin ada perasaan sedih, kecewa, ataupun kehilangan yang kita rasakan. Harus kita akui bahwa kondisi ini tidaklah mudah dijalani dan perubahan yang dirasakan mungkin juga cukup signifikan, sehingga kita perlu menerima dan menyadari bahwa perasaan ini adalah wajar. Dengan mengakui dan menerima perasaan yang ada sebagai bagian dari proses kehilangan yang, maka kita akan lebih bisa menjalani hari tanpa adanya beban untuk ‘harus menghilangkan’ perasaan yang kita alami.
Kedua, berlatih menerapkan kesadaran penuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Niatkan dan rasakan sepenuhnya bahwa semua yang kita lakukan adalah bagian dari ibadah di bulan suci yang akan dilipatgandakan pahalanya. Jika kita mengalami emosi tertentu di tengah aktivitas yang dijalani, beri nama terhadap emosi yang dirasakan, kemudian beri jeda dengan menarik nafas panjang, menyebut asma Allah, dan melanjutkan aktivitas yang kita lakukan. Jika segala sesuatu yang kita jalani dilakukan dengan penuh kesadaran, maka kita akan menjadi lebih mudah menghargai hal baik yang masih bisa kita nikmati alias bersyukur.
Terakhir, mengembangkan sikap sadar sepenuhnya akan peran kita sebagai hamba Allah di bumi ini. Sebagai muslimin, kita tentu yakin bahwa Allah adalah sosok yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa terhadap semua yang terjadi di alam semesta. Oleh karena itu, saat Allah berikan ujian kepada kita untuk menjalani Ramadhan pada masa-masa sulit seperti ini, maka pastinya ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Tugas kita adalah mencari makna atau hikmah di balik semua ini melalui refleksi diri atau muroqobah mengenai pelajaran hidup di dalamnya. Misalnya, kesempatan yang lebih banyak untuk bisa fokus beribadah dan terkoneksi dengan Allah dibandingkan fokus pada ‘ritual’ sosial. Atau mungkin, di Ramadhan kali ini Allah ingin mengajak kita untuk lebih mensyukuri bahwa tarawih dan iftar bersama adalah sesuatu ‘privilege’ atau keistimewaan yang tidak terjadi pada setiap Ramadhan. Dengan demikian, kita bisa lebih menghargai ibadah spesial ini di tahun-tahun berikutnya.
Jika kita bisa tetap mindful dalam menghayati emosi, kegiatan, dan peran kita, maka inshaAllah hari-hari Ramadhan akan tetap terasa indah dan bermakna meski dijalani di masa pandemi. Mari terus berdoa agar pandemi ini segera berakhir dan tetap semangat beraktivitas. [*]
*) Tentang Penulis
Sis Ratih Arruum Listiyandini adalah seorang psikolog klinis, dosen dan peneliti. Sis Arruum lulus program sarjana dan master dari Universitas Indonesia, dan kemudian mengabdi sebagai dosen di Universitas YARSI Jakarta. Saat ini sis Arrruum bersama keluarganya tinggal di Australia untuk menyelesaikan studi doktor pada bidang psikologi klinis di School of Psychology, UNSW Sydney. Sis Arruum juga aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di berbagai komunitas. Jika ingin menghubungi, bisa melalui email di: ratih.arruum@gmail.com, atau IG @ratiharruum.