Prinsip Mindful Parenting dalam Mendampingi Anak Belajar Ibadah

Oleh: Ratih Arruum Listiyandini, M.Psi., Psikolog



Ramadhan sedang kita jalani. Salah satu yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah mendampingi anak kita untuk turut berlatih dalam melaksanakan ibadah puasa dan juga lainnya di bulan Ramadhan. Oleh karena menerapkan penanaman nilai akan pentingnya ibadah itu tidak mudah, kita bisa mencoba menerapkan prinsip mindful parenting.

Jika diartikan, sederhananya mindful parenting adalah proses pengasuhan yang didasarkan kesadaran penuh orangtua mengenai dirinya sendiri dan juga anak yang diasuh. Dalam prosesnya, orangtua perlu untuk mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami kebutuhan dan perasaan anak, memberikan penerimaan tanpa menghakimi, meregulasi diri dalam proses pengasuhan, sadar akan emosi yang dimiliki diri sendiri dan anak, serta menerapkan belas kasih terhadap diri sendiri dan anak.

Lalu, bagaimana cara menerapkan prinsip mindful parenting dalam konteks mendidik anak untuk beribadah (puasa, sholat, membaca Al-qur’an, dan lainnya)? 

  1. Menyelaraskan Tujuan Ibadah dengan Pola Pemahaman dan Kebutuhan Anak

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pemahaman kepada anak mengenai esensi tentang pentingnya ibadah yang dilakukan. Misalnya, anak bisa diajak berdiskusi sesuai dengan level perkembangannya, mengapa puasa itu diperlukan bagi seorang muslim. Kita juga perlu mendengarkan pendapat anak mengenai hal ini, dan menyesuaikan target ibadah yang kita berikan sesuai dengan kemampuan anak. Hal ini bisa dimulai dulu dengan target yang lebih sederhana dan tidak sulit, kemudian beralih menjadi yang lebih kompleks. Lebih baik lagi, jika anak bisa menyampaikan idenya sendiri mengenai seberapa lama dan seberapa banyak dia ingin melakukan ibadah yang ada. Reward akan keberhasilan yang dicapai juga bisa diberikan jika memang itu dibutuhkan. Sesuaikan hal ini dengan tahap perkembangan pada anak.

  1. Mengamati dan Menerima Kemajuan serta Perkembangan Anak tanpa Adanya Penghakiman

Setiap anak memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing, termasuk pada saat belajar beribadah. Jadi, seandainya dalam prosesnya tidak secepat yang dibayangkan, maka kita perlu terus bersabar mendampinginya, dan memberikan semangat agar ia bisa menyelesaikan target-target ibadah yang sudah dirancang.

  1. Sadar Penuh dan Bersikap Welas Asih pada Diri Sendiri dan Anak

Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kita perlu bersikap welas asih pada diri sendiri dan juga anak kita. Akui jika anak merasa kesulitan, hargai usahanya, berikan pujian untuk kemampuannya. Hal ini juga berlaku bagi kita sebagai orangtua, karena seberapa kecil pun kemajuan anak terhadap kemampuannya dalam melaksanakan ibadah, itu juga adalah sebuah pencapaian bersama antara orangtua dan anak. Jangan lupa juga untuk berterima kasih dan merayakan keberhasilan yang sudah dicapai karena itu akan membentuk sebuah rasa mampu dan kompeten pada anak. 

Semoga Ramadhan tahun ini membawa kebaikan dan keberkahan untuk kita dan anak kita. Selamat beribadah di bulan Ramadhan.[]


Profil Penulis:


Sis Ratih Arruum Listiyandini adalah seorang psikolog klinis, dosen dan peneliti. Sis Arruum lulus program sarjana dan master dari Universitas Indonesia, dan kemudian mengabdi sebagai dosen di Universitas YARSI Jakarta. Saat ini sis Arruum bersama keluarganya tinggal di Australia untuk menyelesaikan studi doktor pada bidang psikologi klinis di School of Psychology, UNSW Sydney. Sis Arruum juga aktif melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di berbagai komunitas. Jika ingin menghubungi, bisa melalui email di: ratih.arruum@gmail.com atau IG @ratiharruum.

MENIKMATI RAMADHAN DI TENGAH PANDEMI DENGAN PENUH KESADARAN (MINDFUL)

Pada tahun ini, umat manusia sedang dihadapkan pada tantangan global dikarenakan pemerintah di seluruh dunia menyelenggarakan aturan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus yang dinamakan COVID-19. Jika pada bulan Ramadhan yang ‘normal’ umat Muslim dapat menyelenggarakan tarawih dan buka puasa bersama dalam kelompok yang besar, maka hal ini menjadi tidak lagi bisa dilakukan pada masa pandemi saat ini. Perubahan situasi ini sangat mungkin mempengaruhi semangat ataupun penghayatan kita terhadap bulan suci ini.

Read more

BERKOMUNIKASI DAN BERINTERAKSI DENGAN ANAK

Seperti juga kita, sejatinya anak-anak kita adalah mahluk sosial, yang butuh berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tetiba teringat dosen psikologi anak jaman masih kuliah dulu. Beliau bilang, jika anak- anak tidak mendapatkan perhatian dari kita sebagai orang tua atau guru dengan cara yang positif, maka mereka akan berusaha mendapatkannya dengan cara yang negatif.

Read more

ME TIME + FAMILY TIME = CAMPING TIME

Apa saja peralatannya? Berikut rincian perlengkapan dasar camping: tenda (tentu saja), sleeping bag, sleeping pads beserta bantal (atau kasur tiup, headlamps atau flashlights, camp chairs, camp tables, lantern. Ini adalah barang-barang sendiri atau per keluarga. Plus: bekal makanan, minuman, basic tools untuk makan dan masak, obat-obatan pribadi, dan perlengkapan shalat dan mandi.

Read more

Ummu Aiman, Dari Budak Menjadi Wanita Ahli Surga (Bagian-1)

Ada seorang budak wanita berkulit hitam yang sangat spesial di hati Rasulullah(S). Wanita ini yang pertama kali memegang dan melihat Rasulullah(S). Bahkan dia juga lah orang yang tahu dengan detail kehidupan Rasulullah(S) dari bayi hingga beliau wafat.

Tidak banyak orang yang tahu tentang wanita istimewa ini. Padahal Rasulullah(S) pun pernah bersabda bahwa wanita tersebut salah satu ahli surga. Siapakah wanita spesial ini? Apa keistimewaannya dibanding wanita-wanita yang lain? Mari kita berkenalan dengan wanita spesial ini.

Wanita tersebut bernama Barakah bintiTsa’labah. Nama kunyah-nya adalah Ummu Aiman. Dia berasal dari Afrika, tepatnya negeri Habasyah (Ethiopia).

Pada usia muda, Ummu Aiman dijual sebagai budak di Mekkah. Pada jaman sebelum Islam, perbudakan masih menjadi hal yang umum dilakukan. Budak-budak itu sering kali diperlakukan secara tidak manusiawi. Namun Ummu Aiman beruntung ketika dia dibeli oleh Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah(S).Ummu Aiman diperlakukan dengan sangat baik oleh Abdullah.

Setelah Abdullah menikah dengan Amina, Ummu Aiman juga melayani Amina. Dia memberikan kenyamanan pada Amina saat Abdullah meninggal. Dia pula yang merawat Amina saat hamil dan membantu saat proses persalinan. Ummu Aiman juga lah yang menggendong Rasulullah(S) saat beliau baru saja lahir.

Ketika Rasulullah(S) berusia enam tahun, Amina pergi bersama Rasulullah(S) dan Ummu Aiman ke Madinah. Di Madinah Amina mengunjungi kerabatnya serta membawa Rasulullah(S) untuk melihat makam ayahnya.

Setelah satu bulan lamanya mereka tinggal di Madinah, mereka pun pergi menuju ke Mekkah. Tiba-tiba di tengah perjalanan, di sebuah desa yang bernama Abwa, Amina terserang wabah penyakit. Amina sadar bahwa ini adalah saat-saat terakhirnya. Diapun berkata pada ummu Aiman “YaBarakah, jadilah ibu bagi Muhammad. Danjangan kau tinggalkan dia.” Ummu Aimanmenyanggupi permintaan Amina.

Selama perjalanan kembali ke Mekkah, Ummu Aiman memberikan kehangatan sekaligus penguatan kepada Rasulullah(S) yang saat itu sudah menjadi yatim piatu.

Sesampainya di Mekkah, Ummu Aiman menyerahkan Rasulullah(S) kepada Abdul Muthalib, kakeknya. Namun Ummu Aiman juga ikut tinggal bersama mereka dan mengasuh Rasulullah(S). Kasih sayang yang diberikan Ummu Aiman dan juga Abdul Muthalib, membuat Rasulullah(S) mendapatkan kasih sayang seorang ibu dan ayah.

Namun sayangnya pengasuhan Abdul Muthalib tidak berlangsung lama yakni sekitar dua tahun saja. Setelah Abdul Muthalib wafat, Rasulullah(S) diasuh oleh pamannya, yakni Abu Thalib. Ummu Aiman pun ikut tinggal di rumah Abdul Muthalib dan tetap menjadi pengasuh Rasulullah(S).

Begitu dekatnya hubungan Rasulullah(S) dan Ummu Aiman, maka tidak heran jika Rasulullah(S) menyebut Ummu Aiman adalah ibu setelah ibu kandungnya.

Ketika Rasulullah(S) menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, beliau memerdekakan Ummu Aiman. Rasulullah(S) menyarankan Ummu Aiman untuk menikah. Awalnya dia menolak karena masih ingin tetap bersama Rasulullah(S). Namun Rasulullah(S) dan Khadijah meyakinkannya bahwa dia butuh seorang pendamping hidup. Karena bagaimana pun juga dia adalah seorang manusia yang memiliki hasrat selayaknya orang lain.

Ummu Aiman pun akhirnya menikah dengan Ubaid bin Zayd yang berasal dari Madinah. Mereka memiliki seorang putra yang bernama Aiman. Sejak itulah dia memperoleh julukan Ummu Aiman (Ibu dari Aiman).

Walaupun Ummu Aiman sudah menikah, namun dia masih sering mengunjungi rumah Rasulullah(S) dan Khadijah. Begitu pula Rasulullah(S) terkadang datang ke rumah Ummu Aiman. Hubungan silaturahim diantara mereka tetap terjalin.

Masa Kenabian

Ketika Rasulullah Sallahu’alaihi wassalammenerima dan menebarkan risalah islam, Ummu Aiman merupakan salah seorang yang pertama menyambut serta meyakininya. Pada masa itu, menjadi muslim berarti harus siap dengan siksaan yang diberikan oleh kaum Quraisy, tak terkecuali Ummu Aiman. Selain ujian berupa siksaan dari suku Quraisy, Ummu Aiman juga diuji dengan suaminya. Ubaid, sang suami tidak mau beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Maka dengan berat hati, mereka pun bercerai.

Setelah Ummu Aiman bercerai, ia kembali ke rumah Rasulullah(S) lagi. Dia melayani Rasulullah(S) dan Khadijah sebagaimana sebelumnya.

Suatu hari Rasulullah(S) bersabda “Siapa yang senang menikah dengan wanita surga, hendaklah ia menikah denganUmmu Aiman.”

Mendengar sabda tersebut, Zaid bin Haritsah langsung menawarkan dirinya. Padahal usia Zaid lebih muda daripada Ummu Aiman. Penampilan Ummu Aiman pun tidak terlalu menarik dibandingkan dengan wanita lainnya. Namun keimanan Zaid melebihi itu semua. Dia percaya bahwa wanita ahli surga adalah wanita spesial dimata Allah dan Rasul-Nya.

Pernikahan Ummu Aiman dan Zaid, membuahkan seorang putra bernama Usamah bin Zaid. Kelak Usamah bin Zaid menjadi panglima termuda sepanjang sejarah.

(*bersambung*)

Nantikan lanjutannya bulan depan:

  •   Hijrah ke Madinah,

  •   Wafatnya Ummu Aiman, dan

  •   Anak Angkat dalam Timbangan

    Syari’at

    (*) Tulisan ini telah dimuat di buku antologi

    Ensiklopedia Shahabiyah (Teladan dari Para Bidadari Surga)

    Oleh: Irma Februantini

  1. Tentang Penulis

    Ibu muda dari tiga anak ini lahir dan besar di Surabaya. Telah menulis e- book dan buku anak. Ia ingin menebar kebaikan melalui tulisannya.

SAY NO TO SCAM!

Dalam dunia internet, ada banyak sekali hal-hal yang harus diwaspadai agar kita tidak terjebak oleh penipuan ataupun pencurian identitas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, atau sering disebut Scamming. Scam sesuai artinya adalah penipuan, ada banyak sekali bentuk penipuan yang terjadi di dunia maya saat ini, beberapa jenis scamming yang paling sering terjadi antara lain: 

  • Pencurian Identitas,

  • Penipuan melalui transaksi jual beli,

  • Penipuan atas nama kemanusiaan (sumbangan),

  • Penipuan atas nama investasi,

  • Penipuan lowongan kerja,

  • Penipuan dengan ancaman,

  • Penipuan dengan menjalin hubungan dengan target,

  • Penipuan atas nama undian berhadiah. 


Ada beberapa ciri yang bisa kita waspadai agar terhindar dari scam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Mendesak kita untuk membuat keputusan secara cepat. Hal ini berlaku untuk segala jenis scam dan berbagai media. Contohnya adalah scam pembayaran pajak undian yang harus segera dilakukan sebelum hadiah dinyatakan hangus, atau scam yang membuat seolah-olah ada keadaan gawat darurat yang membuat kita harus membayar sejumlah uang secepatnya, contoh lain adalah diskon besar-besaran dalam tempo singkat untuk produk ternama/ branded

  • Bahasa yang tidak baku atau tidak lazim.

  • Cara pembayaran yang terbatas. 

  • Meminta data personal termasuk meminta PIN atau password atau nomor OTP yang dikirim oleh bank atau perusahaan pelayanan jasa.  


Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga diri kita agar tidak terjebak dalam penipuan terutama penipuan online seperti:

  • Biasakan untuk selalu ber-internet dengan aman. Salah satunya dengan memastikan bahwa software yang digunakan up-to-date, tidak sembarangan mengunduh file, selalu pastikan koneksi yang digunakan aman, tidak meng-klik iklan-iklan yang mencurigakan, dsb. 

  • Gunakan password yang unik dan bila perlu aktifkan multi-factor authentication. MFA (multi-factor authentication) adalah sebuah metode keamanan berlapis yang digunakan untuk verifikasi data pengguna. Contohnya pada aplikasi Instagram tersedia pilihan untuk mengaktifkan two-factor authentication dimana pada saat login di perangkat baru, selain memasukkan password, pengguna juga diminta untuk memasukkan kode unik yang dikirim melalui SMS atau dari aplikasi khusus. Dengan demikian, akan sulit bagi scammer untuk mencuri data atau akun kita. 

  • Jangan dengan mudah menyebarkan alamat e-mail.

  • Jangan mengakses internet banking pada saat menggunakan public wifi.

  • Tidak berteman dengan orang yang tidak dikenal pada saat menggunakan sosial media.

  • Jangan membuka e-mail dari pengirim yang tidak jelas, bila sudah terlanjur membuka, jangan tergoda untuk meng-klik link yang ada pada e-mail tersebut. Hal ini juga berlaku bila kita menerima SMS penipuan, jangan sekali-sekali kita mengklik link yang disediakan pada SMS tersebut. 

    Lalu, bagaimana bila kita merasa kita sudah terjebak oleh penipu? Atau terlanjur memberikan identitas kita kepada penipu? Hal yang bisa kita lakukan adalah melaporkan tindak penipuan agar tidak terjadi kerugian yang lebih besar, bila kita memberikan informasi mengenai urusan perbankan, maka sebaiknya langsung melaporkan dengan menghubungi bank atau institusi finansial yang kita miliki. Untuk pencurian identitas atau penipuan lain kita harus segera melaporkan ke pihak yang berwenang seperti polisi atau organisasi yang bertanggung jawab seperti:

    https://www.cyber.gov.au/report


    Apabila data kita seperti alamat e-mail atau nomor seluler tersebar ke pelaku scam namun belum terjadi penipuan, maka hal yang bisa kita lakukan adalah menghindari memberikan respon. Jangan membuka link yang diberikan, termasuk link unsubscribed yang biasa tersedia pada email, karena scammer biasanya tidak menyediakan link yang benar dan alih-alih keluar dari pantauan scammer, hal tersebut malah menunjukkan bahwa e-mail yang kita gunakan aktif.


    Oleh: Anggra Amelina.
    Tentang Penulis

    Ibu dari dua putri, pernah bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi sebagai Solution Engineer, dan pernah bekerja paruh waktu sebagai Internet Assessor.