Imam Abul Hasan Al Mawardi RahimahuLlah mengatakan:
وَكَانَ شَهْرُ رَمَضَانَ يُسَمَّى فِي الْجَاهِلِيَّةِ ناتِقٌ ، فَسُمِّيَ فِي الْإِسْلَامِ رَمَضَانَ مَأْخُوذٌ مِنَ الرَّمْضَاءِ ، وَهُوَ شِدَّةُ الْحَرِّ : لِأَنَّهُ حِينَ فُرِضَ وَافَقَ شِدَّةَ الْحَرِّ وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قَالَ : إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ : لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ : يَحْرِقُهَا وَيَذْهَبُ بِهَا
“Adalah bulan Ramadhan pada zaman jahiliyah dinamakan dengan ‘kelelahan’, lalu pada zaman Islam dinamakan dengan Ramadhan yang diambil dari kata Ar Ramdha yaitu panas yang sangat. Karena ketika diwajibkan puasa bertepatan dengan keadaan yang sangat panas. Anas bin Malik telah meriwayatkan bahwa RasuluLlah ShallaLlahu Alaihi wa Sallam bersabda: sesungguhnya dinamakan Ramadhan karena dia memanaskan dosa-dosa, yaitu membakarnya dan menghapuskannya.” (Al Hawi Al Kabir, 3/854. Darul Fikr)
“Persiapan adalah sebagian dari kesuksesan”, begitu kata orang. Maka demikian juga dengan Ramadhan. Semakin baik persiapan kita, insyaaAllah semakian besar kemungkinan sukses bisa kita gapai dibulan suci yang akan datang beberapa hari lagi, insyaaAllah.
Dengan merebaknya covid-19 yang sekarang telah menjadi pandemic, kemungkinan akan membuat situasi Ramadhan kita tahun ini menjadi berbeda dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Untuk yang ada di Sydney, keramaian sepanjang jalan Haldon street Lakemba selama Ramadhan bisa jadi tidak kita temui. Belum lagi sholat jama’ah tarawih di masjid/mushalla yang kita nanti-nantikan, bisa jadi juga akan ditiadakan tahun ini sambil menunggu kondusifnya keadaan.
Semua ini, bukan berarti persiapan kita menyambut Ramadhan menjadi berkurang atau tidak perlu. Bahkan sebaliknya. Keadaan dimana kita banyak meng-isolasi diri, melakukan social distancing dsb, sesungguhnya adalah sarana yang sangat mendukung agar kita lebih banyak dan lebih khusyu’ melakukan persiapan-persiapan Ramadhan. Terlebih bagi muslimah yang sering berada di kondisi-kondisi khas/khusus, atau bahkan seorang ibu muslimah, dimana ia juga menjadi sosok penting dalam membantu persiapan Ramadhan seluruh anggota keluarga. Jadi, apa saja yang perlu dipersiapkan?
1. Persiapan Ilmu
Imam Bukhari menyebutkan “al ‘ilmu qablal qaul wa ‘amal”, yaitu bahwa ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan. Dalam hal ini, sebelum Ramadhan datang, hendaklah kita membekali diri, atau me-refresh kembali pemahaman kita berkenaan dengan berbagai aspek ibadah di dalam bulan Ramadhan.
Dimulai dari keutamaan bulan Ramadahan, hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah-ibadah di dalamnya seperti wudlu, sholat, zakat, hingga pada persiapan yang menyangkut kondisi-kondisi tertentu yang akan mempengaruhi ibadah puasa kita, Bagi muslimah contohnya, bagaimana beribadah Ramadhan dalam keadaan haid atau nifas. InsyaaAllah persiapan ilmu ini akan membuat kita yakin dan tenang beribadah secara maksimal di Ramadhan nanti.
2. Persiapan Ruhiyah
Mempersiapkan ruhiyah, mencakup aspek pengokohan aqidah dan pembersihan jiwa atau yang sering disebut dengan tazkiyatunnafs. Allah SWT memuji orang-orang yang selalu dalam usahanya untuk mensucikan jiwanya.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya (QS. 91/Asy Syams;9)
Dalam mencapai kualitas puasa, aspek ruhiyah inilah yang banyak berperan untuk membuat kualitas puasa kita meningkat. Beberapa persiapan ruhiyah yang bisa kita lakukan diantaranya:
Berdo’a pada Allah agar disampaikan menemui Ramadhan, dimana do’a ini akan membantu mengkondisikan spiritual kita untuk penuh harap dan excited menyambut kedatangan Ramadhan.
Memperbanyak istigfar, tilawah dan sholat sunnah
Memperbaiki hubungan dengan sesama. Ramadhan adalah bulan ampunan, dimana semua kita tentu berharap mendapatkan ampunan Allah, yang jangan sampai terhalang kita dapatkan karena adanya ganjalan hubungan kita dengan sesama. Akan mulia jika kita juga mema'afkan orang-orang yang bersalah pada kita.
3. Persiapan Fisik
‘Tugas’ fisik kita adalah untuk membantu kita beribadah, ta’at pada Allah. Dikatakan bahwa manakala kita menggunakan fisik kita untuk hal-hal yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya, maka kita sebenarnya terhitung telah berbuat dzalim terhadap fisik kita, simply karena kita sudah menyalahgunakan fungsi fisik kita.
Karena puasa adalah juga ibadah fisik, maka kesehatannya perlu kita jaga, agar siap digunakan ketika diperlukan untuk beribadah Ramadhan. Menjaga asupan makanan dan minuman, dengan memperhatikan aspek sisi kehalalan adalah hal yang mutlak kita persiapkan. Rutinkan olah raga secukupnya, agar badan terbiasa aktif saat puasa, dan siap untuk melakukan tambahan-tambahan ibadah seperti tarawih.
Perlu juga membiasakan mengarahkan kegiatan fisik pada hal-hal yang lebih dicintai Allah, seperti mendengar yang lebih dicintai Allah, berucap yang lebih dicintai Allah, melangkahkan kaki pada tujuan yang lebih dicintai Allah dst. Ada hal yang menarik yang terjadi dalam Ramadhan, dimana pada momen-momen tertentu, fisik kita khususnya panca indra, diajak untuk lebih sensitif dan berinteraksi dengan alam. Contohnya, bagaimana kita dibuat alert memperhatikan magrib datang, atau saat imsak tiba, dan sebagainya. Semua ini adalah sarana yang mengajarkan hubungan antara kita dan alam. Sarana yang kemudian diharapkan menjadikan kita lebih menghormati alam, dan pada akhirnya merekatkan hubungan kita kepepada Sang Pencipta.
4. Persiapan Harta
Dalam Islam dipahami bahwa pemilik sesungguhnya dari harta kita adalah Allah swt. Firman Allah:
إِنَّ ٱللَّهَ ٱشْتَرَىٰ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka.” (QS. 9/At-Taubah;111)
Allah akan mengganti harta kita dengan surga, tentu saja jika digunakan untuk melakukan amal-amal untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti zakat, sedekah, dan wakaf, dengan memenuhi syarat-syarat pendukungnya.
Ramadhan adalah bulan sedekah, bulan kita menguatkan empati kita kepada saudara- saudara kita yang kurang mampu. Kita ingin, saat Ramadhan datang, kita juga bisa beramal dengan harta kita sebagaimana yang dilakukan RasuluLlah SAW.
Sebagai langkah persiapan, selain berusaha menjaga kehalalan harta, adalah juga dengan melakukan perencanaan distribusi harta selama Ramadahan, seperti membayar zakat fitrah, memberikan uang belanja keluarga, membayar zakat harta jika memang jatuh waktu pengeluarannya saat Ramadhan, baik buat kita maupun untuk anak-anak kita yang sudah berpengahasilan. Juga membayar zakat fitrah, belanja keluarga, dan lain sebagainya.
Have a blessed, safe and happy Ramadhan.
Oleh: sis Aluyah Alaydrus *)
*) Tentang Penulis Bernama asli Aluyah Alaydrus, ibu satu putri ini lebih nyaman dengan panggilan “Uya”. Menyelesaikan S2 dari Sydney University dan S1 di tanah kelahiran: Lombok, sekarang banyak sibuk di kegiatan pembinaan ibu-ibu dan remaja.